Nama kelompok :
Fitri Nur Indah Sari
Nabilatul Hasanah
Pebrintina Herawati Fransiska
Simarmata
Tesalonika Putri
Eklesia Tarigan
Kelas:
B Reguler 2016
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam proses belajar mengajar, lima komponen
yang sangat penting adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi
pembelajaran. Kelima aspek ini saling mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan berdampak pada jenis media pembelajaran yang sesuai,
dengan tanpa melupakan tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan, materi, dan
evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar.
Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan
keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Perencanaan Media Pembalajaran yang baik?
2. Bagaimana
Implementasi Model Pemanfaatan Media Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui Perencanaan Media Pembalajaran yang baik
2. Untuk
menhetahui Implementasi Model Pemanfaatan Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Perencanaan media pembelajaran membutuhkan
pengetahuan pemahaman yang baik tentang media pembelajran. Menurut Hamalik
dalam (Arsyd, 2016) pengetahuan dan
pemahaman yang harus dimiliki guru tentang media pembelajran meliputi :
1. Media
sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
2. Fungsi
media dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran;
3. Seluk-beluk
proses belajar;
4. Keterkaitan
antara metode dan media pembelajaran;
5. Nilai
atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6. Pemilihan
dan penggunaan media pendidikan;
7. Berbagai
jenis alat dan teknik media pendidikan;
8. Media
pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9. Usaha
inovasi dalam media pendidikan.
Sembilan
poin di atas menunjukkan bahwa perencanaan media yang akan digunakan tidak
terlepas dari komponen-komponen sistem pembelajaran lainnya karena keseluruhan
sistem saling terkait satu sama lain. Dengan demikian, media yang digunakan
juga tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan media pembelajaran
yang digunakan juga merupakan langkah pertimbangan guru, apakah memanfaatkan
media yang sudah ada, atau mengembangkan media yang lebih sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
B. IMPLEMENTASI MODEL PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Pelaksanaan
pendidikan menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahuan 2005 (PP No.19 tahun
2005 ) pasal 19 ayat 1 menyebutkan bahwa
: “ Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi praksara, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Melakukan
proses pendidikan sesuai dengan yag disesuaikan dalam PP nomor 19 nomor 19
tahun 2005 di atas memerlukan banyak pekerjaan dan keterlibatan dari komponen
pembelajaran. Kemajuan pembelajaran dapat dicapai dengan upaya terus menerus untuk memperbaiki
proses pembelajaran dengan melakukan rangkaian analisis kebutuhan, perencanaan
yang sistematis, pelaksanaan yang sesuai, dan penilaian pekerja. Model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran sangat
bervariasi, tetapi dalam menentukan strategi pembelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik sehungga pembelajaran dapat
mendorong terjadinya interaksi dan menjadikan pembelajaran bermakna bagi
peserta didik.
Strategi
pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan di kelas apabila dirancang
dengan baik dalam sebuah desain pembelajaran yang sistematis. Desain
pembelajaran dapat dapat dipandang sebagai suatu disiplin, ilmu, sebagai
sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran adalah ilmu
yang mempelajari cara pengelolaan kondisi dan situasi yang dapat memfasilitasi
pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran dengan tingkatan kompleksitas yang
berbeda-beda. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk
meningkatkan mutu belajar. Sebagai proses, dalam pembelajaran harus mampu
mencakup keselarasan antara strategi dan model pembelajaran agar tercipta
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model
pembelajaran yang bisa digunakan adalah model ASSURE, dan SECTION. Model ASSURE
dan SECTION merupakan beberapa model yang dapat menuntun guru dan siswa secara
sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model-model
tersebut pada pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang
kelas. Jadi, dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu
memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran.
1.
MODEL
ASSURE
a.
Pengertian
Model Pembelajaran ASSURE
Model
ASSURE merupakan langkah sistematis dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran
di ruang kelas dengan memadukan penggunaan teknologi dan media pembelajaran.
Tahapan dalam membuat perencangan pembelajaran dapat dilihat dari nama model
tersebut, yaitu ASSURE: A yang berarti Analyze
learners; S berarti State standart and Objectives; S berarti
Select strategy, technology, media and materials; U berarti Utilize technology, media and materials; R berarti Require learner participation; E berarti
Evaluated and revise (Smaldino, dkk.,
2008).
Langkah
pertama dalam merencanakan
pemanfaatan media di ruang kelas adalah dengan mengidentifikasi dan
menganalisis karakteristik siswa. Hasil yang didapatkan dari proses
identifikasi dan analisis ini akan menjadi patokan dalam mengambil keputusan
saat merancang kegiatan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan, di
antaranya: (1) karakteristik umum, (2) kompetensi dasar spesifik seperti
pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap topik yang dipelajari, dan (3) gaya
belajar.
Langkah
kedua adalah menyatukan standar dan tujuan
pembelajaran yang sespesifik mungkin. Tujuan yang dinyatakan dengan baik akan
memperjelas apa yang ingin dicapai, perilaku yang diharapkan, kondisi dan
kinerja yang akan diamati, dan tungkat pengetahuan atau kemampuan bary yang
akan dikuasai siswa.
Langkah
ketiga setelah menentukan standar dan tujuan
pembelajran adalah memilih strategi, teknologi, media, dan materi dengan
terlebih dahulu menentukan titik awal dan titil akhir suatu pembelajaran. Titik
awal meliputi pengetahuan siswa, keterampilan, dan sikap, sedangkan titik akhir
adalah tujuan dilaksanakannya pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah
menjembatani kedua titik tersebut dengan memilih strategi pembelajran,
teknologi dan media yang sesuai, kemudian memutuskan materi yang akan
diterapkan.
Langkah
keempat , yaitu pemanfaatan
teknologi, media, dan materi. Langkah ini melibatkan guru secara menyeluruh
untuk memanfaatkan teknologi, media, dan materi agar siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Pemanfaatan tersebut menggunakan prinsip “5Ps” yang secara
lengkap akan dibahas selanjutnya.
Langkah
kelima , yaitu melibatkan partisipasi
siswa dalam memanfaatkan teknologi, strategi, danmateri untuk mencapai tujuan
belajar. Agar efektif, pengajaran sebaiknya membuat siswa terlibat akatif
secara mental dengan mengadakan aktivitas yang memungkinkan siswa mempraktikkan
pengetahuan atau keteranpilan baru agar mendapatkan umpan balik sebelum
dilakukan penilaian secara formal. Praktik tersebut dapat berupa penilaian dari
siswa, pembelajaran berbantuan komputer, aktivitas internet, atau latihan
berkelompok. Guru, komputer, siswa lain, atau penilaian diri siswa diharapkan
dapat memberikan umpan balik demi perbaikan ke depan.
Adapun
langkah terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah melaksanakan
pembelajaran, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang telah berlangsung
terhadap siswa. Penilaian sebaiknya tidak hanya mengukur ketercapaian tujuan
belajar, tetapi juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak
penggunaan teknologi dan media yang telah digunakan.
b.
Tahap-Tahap
Model Pembelajaran ASSURE
1) Analyze Learners (Analisis Siswa)
Langkah
pertama dalam merencanakan penggunaan media di ruang kelas adalah dengan
mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa yang disesuaikan dengan
hasil belajar. Hasil identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu dalam
mengambil keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Smaldino, dkk. (2005)
mengatakan bahwa media dan teknologi dikatakan efektif bila ada kesesuaian
atara karakteristik siswa dengan metode, media, dan materi pembelajaran. Dalam
praktik, guru tidak mungkin menganalisis setiap individua siswa. Oleh karena
itu, Anitah (2009) mengemukakan ada beberapa faktor yang penting untuk
dipertimbangkkan dalam membuat keputusan tentang penggunaan matode dan media.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Karakterisik Umum
Karakteristik
umum meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis,
kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Analisis awal karakteristik umum
memungkinkan guru meninjau catatan akademik siswa. Setelah memahami latar
belakang yang disertai pengamatan, guru akan mampu merancang dan
mengimplementasikan pembelajaran yang bermakna serta dapat memenuhi kebutuhan
siswa karena karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun dalam
memilih metode, strategi dan media pembelajaran.
b)
Spesifikasi Kemampuan Awal
Berkenaan
dengan pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Informasi ini dapat kita peroleh dengan memberikan tes kemampuan awal kepada
siswa sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil tes kemampuan awal dapat
dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi
disampaikan kepada siswa.
c)
Gaya Belajar
Gaya
belajar mengacu pada sekelompok ciri psikologis yang menentukan bagaimana
seseorang memandang, berinteraksi dengan, dan merespons secara emosoional
dengan lingkungan belajar. Gaya belajar meliputi hal-hal berikut ini.
(1)
Beberapa kecerdasan
Berdasarkan
konsep multiple intelligences
terdapat sembilan aspek kecerdasan, yaitu verbal/linguistik (bahasa), logical/ matematika (ilmiah/kuantitatif),
visual/spesial, musik/berirama, tubuh /kinestetik (menari/atletik), interpersoanal (memahami
orang lain), intrapersonal (memahami diri sendiri), naturalis, dan
eksistensialis.
(2)
Prefensi Persepsi dan Kekuatan
Yang
dimaksud dengan kekuatan persepsi adalah kemampuan siswa dalam merespons
pelajaran, dalam hal ini ada bermacam-macam, bisa melalui visual, audio,
taktil, dan kinestetik. Siswa lebih suka menggunakan apa yang bisa mereka
gunakan.
(3)
Kebiasaan Memproses Informasi
Siswa
mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam mengolah informasi. Kebiasaan
pengelohaan informasi tersebut, atau “gaya fikir”, digunakan peserta didik
untuk mengelompokkan sesuai dengan konkret, abstrak, dan acak terhadap gaya
sekuensial.
Pengelompokkan
gaya pikir ini mengahasilkan empat kategori sebagai berikut.
-
Berurutan konkret; peserta didik lebih
memilih langsung, pengalaman disajikan dalam urutan logis.
-
Konkret acak; peserta didik bersandar ke
arah pendelatan trial and error, cepat mengambil kesimpulan dari
pengalaman eksplorasi.
-
Berurutan abstrak: peserta didik mengode
atau menyusun kembali pesan simbolik secara cepat, terutama ketika disajikan
dalam urutan logis.
-
Abstrak acak; peserta didikdibedakan
oleh kapasitas mereka untuk menangkap apa yang disampaikan media termasuk orang
yang mempresentasikan sesuatu: siswa
dengan gaya pikir abstrak ini menanggapi nada, gaya, serta pesan yang
disampaikan pembicara.
d)
Motivasi
Motivasi
adalah keadaan internal yang mengidentifikasi apa yang orang akan lakukan,
bukan apa yang bisa mereka lakukan (Keller, 1987). Keller (1987) menjelaskan
empat aspek penting dari motivasi yang perlu diperhatikan guru saat merancang
pelajaran. Keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut.
(1)
Perhatian
Dalam
merancang pelajaran, guru hendaknya menjadikan perhatian siswa sebagai
pertimbangan yang penting. Ketika siswa menganggap pembelajaran menarik dengan
media yang disajika guru, siswa akan
merasa bahwa pelajaran tersebut layak mendapat perhatian dan tertarik.
(2)
Relevansi
Pastikan
bahwa media dan pembelajaran yang dirancang memiliki relevansi dan kebermaknaan
dengan kehidupan siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya merasa bahwa belajar untuk memenuhi kebutuhan nilai
atau prestasi melainkan juga merasakan manfaat pembelajaran tersebut bagi
kehidupan.
(3)
Keyakinan
Desain
pelajaran dan media yang dirancang hendakanya menyisipkan pesan-pesan yang
meyakinkan siswa bahwa siswa dapat berhasil dengan kemampuan mereka sendiri.
(4)
Kepuasan
Kepuasan
adalah bentuk imbalan intrinsik dan ekstrinsik
yang siswa terima dari pembelajaran.
e)
Faktor fisiologis
Faktor
fisiologis meliputi faktor yang berhubungan dengan perbedaan gender, kesehatan,
dan kondisi lingkungan juga memengaruhi proses belajar.
2) State Standard and Objectives (
Menyatakan Standar dan Tujuan)
Langkah kedua adalah
merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian,
diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan komptensi
tertentu dari pembelajaran. Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah
ditetapkan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut.
a) Menyadari
Pentingnya Standar dan Tujuan
Jika
merancang pembelajaran mengatahui dengan jelas apa saja hal penting diharapkan
dapat dikuasai siswa setelah pembelajaran, perancang akan lebih berhati-hati
dalam memilih strategi, teknologi, dan media yang diajarkan.
b) Menentukan
ABCD dari Tujuan Pembelajaran
Setiap
rumusan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengakpan rumusan
tujuan pembelajaran sangat membantu dalam menentukan model belajar, media, dan
penilaian seperti apa yang paling tepat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Rumusan baku ABCD dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) A
(Audiens)
Siswa
atau mahasiswa sebagai peserta didil. Instruksi yang kita ajukan harus fokus
pada apa yang harus dilakukan siswa bukan pada apa yang harus dilakukan
pengajar.
(2) B
(Behavior)
Kata
kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki setelah melalui
proses pembelajaran dan harus dapat diukur.
(3) C
(Conditions)
Kondisi
pada saat performa siswa sedang diukur.
(4) D (Degree)
Degree
merupakan kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan siswa.
Tujuan pembelajaran
tidak dimaksudkan untuk membatasi apa yang siswa pelajari, melainkan untuk
meberikan tingkat minimum prsetasi yang diharapkan. Karena setiap pelajar
memiliki karakteristik yang berbeda, aktivitas belajar yang terjadi secara
insidental dapat berbeda pada setiap siswa.
3) Select
Strategy, Technology, Media, and materials (memilih Strategi, Teknologi, Media
dan Materi)
Langkah berikutnya agar
pemanfaatan media di kelas dapar efektif adalah memilih strategi pembelajaran,
teknologi, media, dan bahan secara sistematis.
a) Memilih
strategi
Dalam
mengidentifikasi strategi pembelajaran apa yang tepat untuk pelajaran, terdapat
dua jenis pilihan utama, yaitu : strategi teacher centered dan strategi student
centered. Strategi yang berpusat pada guru adalah kegiatan berpusat pada guru
untuk mengajarkan pelajaran, sedangkan strategi student centered, yaitu siswa
lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.
b) Memilih
Teknologi dan Model
Memilih
teknologi dan model yang tepat menurut McAlpine dan Weston dan Smaldo, dkk
(2008) merupakan tugas yang tidak mudah mengingat cakupan yang luas dari sumber
daya yang tersedia, keragaman peserta didik, dan tujuan pembelajaran khusus
yang harus dijalankan.
c) Memilih
Rubrik Media yang Sesuai
Rubik
menyediakan prosedur yang sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media
secara spesifik.
d) Memilih,
Memodifikasi, atau Merancang bahan
Terdapat
bahan yang sudah tersedia dan dapat digunakan guru dalam pembelajaran, namun
dalam memilih bahan yang baik dapat melibatkan teknolog/spesialis media, guru
lain, hasil survei, dan referensi
lainnya.
Jika bahan yang telah
ada dianggap belum dapat memenuhi
kebutuhan pembelajaran, maka bahan yang ada dapat dimodifikasi untuk
menyelaraskan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Teknologi
memberikan beberapa pilihan untuk memodifikasi bahan yang ada. Hati-hati dalam
memodifikasi bahn yang diprodukasi secara komersial. Ketika bahan hanya
tersedia dalam versi cetak atau PDF, modifikasi dapat dilakukan dengan
mengubahnya dalam format digital yang interaktif atau penggunaan media cetak
yang lebih kreatif.
Ketika bahan siap pakai
tidak tersedia, atau bahan yang ada tidak dapat dengan mudah dimodifikasi, maka
guru atau perancang pembelajaran perlu merancang dan mengembangkan bahan
pelajaran dan media sendiri. Bahan ini dapat berupa lembar kerja dan handout
yang dibuat dengan komputer, presentasi dengan PowerPoint, atau kuis online.
4) Utilize
technology, Media and Materials ( Penggunaan Teknologi, Media, dan Bahan)
Peran guru atau calon
guru dalam perencanaan media untuk pemanfaatan teknologi, media, dan materi,
menurut Smaldino, dkk. (2008) dapat mengikuti proses “5Ps” sebagai berikut.
a) Preview The Technology, Media, and
Materials (Meninjau Teknologi, Media, dan Materi)
Selama
proses memilih, kita mengidentifikasi teknologi, media, dan material yang tepat
untuk audience (dalam hal ini peserta didik) dan mencapai tujuan pembelajaran.
Kita perlu melakukan peninjauan awal mengenai teknologi dan media serta
hubungannya dengan tujuan pembelajaran.
b) Prepare The Technology, Media, and
Materials ( Mempersiapkan Teknologi, Media dan Material )
Selanjutnya
hal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan teknologi, media, dan materi yang
akan mendukung aktivitas pembelajaran. Langkkah pertama, yaitu mengumpulkan
semua perlengkapan yang dibutuhkan. Menentukan di urutan mana suatu materi akan
digunakan dan apa yang akan dilakukan dengan materi-materi tersebut.
c) Prepare The Environment
(Mempersiapkan Lingkungan )
Dimanapun
pembelajaran dilaksanakan, baik di dalam kelas, di laboratorium, di pusat
fasilitas media, harus disusumn agar efektif dalam pelaksanaannya yang
melibatkan penggunaan teknologi, media, dan materi.
d) Prepare The Learners
(Memepersiapkan Peserta Didik)
Penelitian
tentang pembelajaran memberi tahu kita secara jelas bahwa apapun yang
dipelajari dari aktivitas sangat bergantung pada bagaimana peserta didik
dipersiapkan untuk belajar. Kita tahu bahwa pertunjukan bisnis hiburan
mempunyai tujuan untuk sebagaimana mestinya. Begitu juga mempersiapkan peserta
didik merupakan sesuatu yang penting dalam mempersiapkan sebuah pengalaman
belajar menajdi fokus utama.
e) Provide The Learning Experience (Menciptkan
Pengalaman Belajar)
Pada
tahap ini, guru siap untuk menciptakan pengalaman pembelajaran. Jika pengalaman
belajar belajar berpusat pada guru, maka pengalaman yang dapat diperoleh siswa
dari aktivitas presentasi, demonstrasi, latihan praktik, dan tutorial. Namun,
pengalaman belajar hendaknya difokuskan pada siswa, yaitu dengan melibatkannya dalam setiap kegiatan
pembelajaran serta mengonstruksi pengetahuan sendiri, misalnya dengan media
interaktif dan komunikatif yang dapat dioperasikan siswa sendiri, tidak
terbatas pada guru sebagai pengguna media.
5) Require
Learner Participan (Memerlukan Partisipasi Peserta Didik).
Partisipasi
peserta didik yang dimaksudkan di sini tidak hanya sebagai pendengar pasif dari
apa yang dijelaskan secara verbal oleh guru, peran media yang telah dipilih
pada langkah sebelumnya adalah untuk memastikan bahwa siswa terlibat dalam dua
aktivitas utama dalam pembelajaran, yaitu praktik dan umpan balik.
Perkembangan
teknologi dan media yang kian pesat, berdampak pada literasi siswa terhadap
penggunaan komputer. Pada era digital saat ini, sudah tersedia sebagai software
dan ruang belajar online yang dapat diakses siswa di mana pun dan kapan pun.
Pemanfaatan software atau media yang sudah tersedia di internet tersebut juga
memungkinkan siswa dengan kemampuan rendah hingga rata-rata untuk bergerak
dengan langkah mereka sendiri sekaligus memberikan umpan balik dan remediasi.
6) Evaluated And Revise (Evaluasi Dan Revisi)
Komponen
terakhir dari model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan
revisi. Evaluasi dan revisi adalah hal yang mendasari pengembangan kualitas
pembelajaran, meskipun sebelumnya komponen dari desain pembelajaran ini sering
diabaikan. Dua tujuan utama dari tahap ini yaitu menilai prestasi peserta didik
dan mengevaluasi serta merevisi strategi, teknologi, dan media yang digunakan.
a. Menilai
prestasi peserta didik
Metode
yang digunakan dalam menilai prestasi bergantung pada tujuan pembelajaran itu
sendiri. Untuk tujuan pembelajaran yang menekankan pada kemampuan kognitif,
misalnya siswa mampu menghitung volume tabung dengan diketahui tinggi dan luas
alas tabung dengan tepat.
b. Mengevaluasi
dan merevisi strategi, teknologi dan media
Evaluasi
juga mencakup penilaian dari strategi, teknologi dan media. Apakah suatu
strategi pembelajaran efektif? Dapatkah ditingkatkan? Apakah teknologi dan
media membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran?
c. Evaluasi
guru.
Salah
satu komponen penting dari setiap pengaturan kelas adalah guru, guru hendaknya
juga dievaluasi bersama dengan komponen instruksional lainnya.
d. Merevisi
strategi, tekonologi dan media
Langkah
terakhir dalam siklus pembelajaran adalah melihat kembali hasil penilaian yang
telah dilakukan beserta dengan data evaluasi yang dikumpulkan.
2.
MODEL SECTIONS
Model
sections yang dikembangkan oleh Bates (2015) dengan beberapa modifikasi yang
dilakukan terhadap model yang lalu diperhatikan dalam menentukan media yang
sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model ini merupakan hasil
penelitian Bates pada pembelajaran terbuka jarak jauh di Canada tahun 1995 yang
telah teruji dalam waktu yang cukup lama.
a.
Student
Kriteria pertama dalam model SECTIONS adalah siswa.
Setidaknya ada tiga hal yang berhubungan dengan siswa perlu di pertimbangkan
saat memilih media dan teknologi diantaranya adalah faktor demografi siswa,
akses terhadap media dan perbedaan gaya belajar siswa.
1. Demografi
siswa
Sebelum
menentukan media yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran tentunya harus
diidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa sebagai target pembelajaran.
2. Akses
media
Hal
yang perlu diperhatikan adalah tentang akses pada media yang ditentukan.
Kemampuan awal siswa juga menentukan media yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Akan menjadi percuma jika guru mengembangkan media belajar
interaktif, tetapi kemampuan literasi komputer siswa sangat kurang.
3. Perbedaan
gaya belajar siswa
Setiap
individu memiliki keunikan tersendiri dalam belajar. Ada 3 tipe belajar siswa
yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya yakni siswa dengan kecendrungan
memiliki gaya belajar Auditory, kinestetik, dan Psikomotorik.
b.
Ease
of Use (mudah digunakan)
1. Literasi
komputer dan informasi
Sekolah
semestinya telah melakukan persiapan dalam menghadapi era digital dengan
melakukan persiapan terhadap guru dan siswa.
2. Orientasi
Melakukan
orientasi terhadap media terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran yang
sesungguhnya dilakukan merupakan langkah yang efektif untuk menimalisasi
gangguan yang diakibatkan.
3. Reliabel
Media
ketika digunakan harus teruji dan andal dalam kondisi-kondisi tertentu.
Misalnya mampu di instal pada berbagai macam sistem operasi windows, tidak
terlalu memerlukan spesifikasi komputer yang terlalu tinggi dan tidak mudah
error.
c.
Cost
(biaya)
Dalam
mendesaian media pembelajaran, sebaiknya guru bekerja sama dengan desainer
media profesional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas yang
dihasilkan karena guru bisa berfokus pada materi yang ingin dimasukkan ke dalam
media yang dikembangkan.
d.
Teaching
and media selection (pemilihan media berdasarkan kesesuaian dengan kegiatan
pembelajaran).
Dalam
merancang materi multimedia seharusnya tidak hanya berfokus pada desain media
saja, tetapi juga harus disesuaikan dengan konten pedagogis dalam materi
pembelajaran. Pemilihan media yang digunakan harus mampu memenuhi beberapa
faktor, diantaranya perbedaan antara individu siswa.
e.
Interaction
(interaksi)
1. Interaksi
siswa dengan materi pembelajaran
Interaksi
ini terjadi ketika siswa belajar menggunakan suatu media, seperti buku teks,
situs online learning dan lain-lain.
2. Interaksi
antara guru dengan siswa
Seringkali
dibutuhkan dalam mengembangkan beberapa kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kegiatan analisis, sintetis dan berpikir kritis memerlukan bimbingan dari guru.
3. Interaksi
antarsiswa
Interaksi
antar siswa yang baik bisa dibangun dengan melakukan tatap muka langsung dalam
pembelajaran ataupun dengan fasilitas online learning yang dimiliki sekolah.
f. Organizational
Issue
1. Kesiapan
suatu lembaga untuk melakukan pembelajaran menggunakan teknologi
2. Bekerja
sama dengan ahli media
3.
g.
Networking
(memperluas jaringan)
Pada
poin ini ada beberapa pertanyaan yang harus di jawab ketika menerapkan prinsip
networking ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Seberapa
pentingkah siswa berinteraksi dengan orang lain? mampukah siswa mengambil
manfaat dari kegiatan komunitas?
2. Jika
ini penting, bagaimana cara terbaik untuk melakukan ini? Memanfaatkan media
sosial secara khusus? Atau mengintegrasikannya dengan teknologi yang dimiliki
lembaga lainnya?
h.
Security
and privacy
Guru
dan siswa memerlukan ruang pribadi untuk bebas mengerjakan suatu proyek secara
online dengan nyaman. Ide-ide yang muncul sebenarnya mampu dilindungi agar
tidak tersebar sehingga menjadi konsumsi publik. Selain itu, unsur-unsur
politis yang akan mengganggu kegiatan pembelajaran baik secara online maupun
offline juga seharusnya mampu diminimalisasi oleh lembaga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perencanaan media pembelajaran
membutuhkan pengetahuan pemahaman yang baik tentang media pembelajran. Model pembelajaran yang bisa
digunakan adalah model ASSURE, dan SECTION. Model ASSURE dan SECTION merupakan
beberapa model yang dapat menuntun guru dan siswa secara sistematis untuk
merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model-model tersebut pada
pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi,
dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan
masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran.
B.
Saran
Sebagai calon
pendidik kita harus mampu menggunakan media yang dapat mengefektifkan proses
belajar mengajar, baik media yang digunakan adalah media yang kita ciptakan,
kita inovasi atau bisa juga menggunakan media yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanim, Nunuk.
Dkk. 2018. Media Pembelajaran Inovatif
dan Pengembangannya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Falahudin, Iwan.
2014. Pemanfaatan Media dalam
Pembelajaran. Edisi 1 No. 4. Jakarta: Widyaiswara Balai Diktat Keagamaan.
Pangestu, Bayu
Aji. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam
Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.