Sunday, April 21, 2019

mediapembelajaran






Nama kelompok :
Fitri Nur Indah Sari
Nabilatul Hasanah
Pebrintina Herawati Fransiska Simarmata
Tesalonika Putri Eklesia Tarigan
Kelas: B Reguler 2016
LOGO UNIKMED FIS.jpg
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
 Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kelima aspek ini saling mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan berdampak pada jenis media pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa melupakan tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Perencanaan Media Pembalajaran yang baik?
2.    Bagaimana Implementasi Model Pemanfaatan Media Pembelajaran?
C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui Perencanaan Media Pembalajaran yang baik
2.    Untuk menhetahui Implementasi Model Pemanfaatan Media Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN
A.      PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Perencanaan media pembelajaran membutuhkan pengetahuan pemahaman yang baik tentang media pembelajran. Menurut Hamalik dalam (Arsyd, 2016)  pengetahuan dan pemahaman yang harus dimiliki guru tentang media pembelajran meliputi :
1.    Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
2.    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran;
3.    Seluk-beluk proses belajar;
4.    Keterkaitan antara metode dan media pembelajaran;
5.    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6.    Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
7.    Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
8.    Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9.    Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Sembilan poin di atas menunjukkan bahwa perencanaan media yang akan digunakan tidak terlepas dari komponen-komponen sistem pembelajaran lainnya karena keseluruhan sistem saling terkait satu sama lain. Dengan demikian, media yang digunakan juga tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan media pembelajaran yang digunakan juga merupakan langkah pertimbangan guru, apakah memanfaatkan media yang sudah ada, atau mengembangkan media yang lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
B.  IMPLEMENTASI MODEL PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pelaksanaan pendidikan menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahuan 2005 (PP No.19 tahun 2005 ) pasal  19 ayat 1 menyebutkan bahwa : “ Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi praksara, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Melakukan proses pendidikan sesuai dengan yag disesuaikan dalam PP nomor 19 nomor 19 tahun 2005 di atas memerlukan banyak pekerjaan dan keterlibatan dari komponen pembelajaran. Kemajuan pembelajaran dapat dicapai  dengan upaya terus menerus untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan melakukan rangkaian analisis kebutuhan, perencanaan yang sistematis, pelaksanaan yang sesuai, dan penilaian pekerja. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran sangat bervariasi, tetapi dalam menentukan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan mempertimbangkan karakteristik peserta didik  sehungga pembelajaran dapat mendorong terjadinya interaksi dan menjadikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.
Strategi pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan di kelas apabila dirancang dengan baik dalam sebuah desain pembelajaran yang sistematis. Desain pembelajaran dapat dapat dipandang sebagai suatu disiplin, ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara pengelolaan kondisi dan situasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran dengan tingkatan kompleksitas yang berbeda-beda. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Sebagai proses, dalam pembelajaran harus mampu mencakup keselarasan antara strategi dan model pembelajaran agar tercipta kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model ASSURE, dan SECTION. Model ASSURE dan SECTION merupakan beberapa model yang dapat menuntun guru dan siswa secara sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model-model tersebut pada pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi, dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran.

1.        MODEL ASSURE
a.        Pengertian Model Pembelajaran ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah sistematis dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas dengan memadukan penggunaan teknologi dan media pembelajaran. Tahapan dalam membuat perencangan pembelajaran dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE: A yang berarti Analyze learners;  S berarti State standart and Objectives; S berarti Select strategy,  technology, media and materials;  U berarti Utilize technology, media and materials; R berarti Require learner participation; E berarti Evaluated and revise (Smaldino, dkk., 2008).
Langkah pertama dalam merencanakan pemanfaatan media di ruang kelas adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa. Hasil yang didapatkan dari proses identifikasi dan analisis ini akan menjadi patokan dalam mengambil keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan, di antaranya: (1) karakteristik umum, (2) kompetensi dasar spesifik seperti pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap topik yang dipelajari, dan (3) gaya belajar.
Langkah kedua  adalah menyatukan standar dan tujuan pembelajaran yang sespesifik mungkin. Tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas apa yang ingin dicapai, perilaku yang diharapkan, kondisi dan kinerja yang akan diamati, dan tungkat pengetahuan atau kemampuan bary yang akan dikuasai siswa.
Langkah ketiga  setelah menentukan standar dan tujuan pembelajran adalah memilih strategi, teknologi, media, dan materi dengan terlebih dahulu menentukan titik awal dan titil akhir suatu pembelajaran. Titik awal meliputi pengetahuan siswa, keterampilan, dan sikap, sedangkan titik akhir adalah tujuan dilaksanakannya pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menjembatani kedua titik tersebut dengan memilih strategi pembelajran, teknologi dan media yang sesuai, kemudian memutuskan materi yang akan diterapkan.
Langkah keempat , yaitu pemanfaatan teknologi, media, dan materi. Langkah ini melibatkan guru secara menyeluruh untuk memanfaatkan teknologi, media, dan materi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pemanfaatan tersebut menggunakan prinsip “5Ps” yang secara lengkap akan dibahas selanjutnya.
Langkah kelima , yaitu melibatkan partisipasi siswa dalam memanfaatkan teknologi, strategi, danmateri untuk mencapai tujuan belajar. Agar efektif, pengajaran sebaiknya membuat siswa terlibat akatif secara mental dengan mengadakan aktivitas yang memungkinkan siswa mempraktikkan pengetahuan atau keteranpilan baru agar mendapatkan umpan balik sebelum dilakukan penilaian secara formal. Praktik tersebut dapat berupa penilaian dari siswa, pembelajaran berbantuan komputer, aktivitas internet, atau latihan berkelompok. Guru, komputer, siswa lain, atau penilaian diri siswa diharapkan dapat memberikan umpan balik demi perbaikan ke depan.
Adapun langkah terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah melaksanakan pembelajaran, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang telah berlangsung terhadap siswa. Penilaian sebaiknya tidak hanya mengukur ketercapaian tujuan belajar, tetapi juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media yang telah digunakan.

b.   Tahap-Tahap Model Pembelajaran ASSURE
1)   Analyze Learners (Analisis Siswa)
Langkah pertama dalam merencanakan penggunaan media di ruang kelas adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa yang disesuaikan dengan hasil belajar. Hasil identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu dalam mengambil keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Smaldino, dkk. (2005) mengatakan bahwa media dan teknologi dikatakan efektif bila ada kesesuaian atara karakteristik siswa dengan metode, media, dan materi pembelajaran. Dalam praktik, guru tidak mungkin menganalisis setiap individua siswa. Oleh karena itu, Anitah (2009) mengemukakan ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkkan dalam membuat keputusan tentang penggunaan matode dan media. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a)         Karakterisik Umum
Karakteristik umum meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Analisis awal karakteristik umum memungkinkan guru meninjau catatan akademik siswa. Setelah memahami latar belakang yang disertai pengamatan, guru akan mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang bermakna serta dapat memenuhi kebutuhan siswa karena karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun dalam memilih metode, strategi dan media pembelajaran.
b)        Spesifikasi Kemampuan Awal
Berkenaan dengan pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Informasi ini dapat kita peroleh dengan memberikan tes kemampuan awal kepada siswa sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil tes kemampuan awal dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada siswa.
c)         Gaya Belajar
Gaya belajar mengacu pada sekelompok ciri psikologis yang menentukan bagaimana seseorang memandang, berinteraksi dengan, dan merespons secara emosoional dengan lingkungan belajar. Gaya belajar meliputi hal-hal berikut ini.
(1)         Beberapa kecerdasan
Berdasarkan konsep multiple intelligences terdapat sembilan aspek kecerdasan, yaitu verbal/linguistik (bahasa), logical/ matematika (ilmiah/kuantitatif), visual/spesial, musik/berirama, tubuh /kinestetik  (menari/atletik), interpersoanal (memahami orang lain), intrapersonal (memahami diri sendiri), naturalis, dan eksistensialis.
(2)                   Prefensi Persepsi dan Kekuatan
Yang dimaksud dengan kekuatan persepsi adalah kemampuan siswa dalam merespons pelajaran, dalam hal ini ada bermacam-macam, bisa melalui visual, audio, taktil, dan kinestetik. Siswa lebih suka menggunakan apa yang bisa mereka gunakan.
(3)                   Kebiasaan Memproses Informasi
Siswa mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam mengolah informasi. Kebiasaan pengelohaan informasi tersebut, atau “gaya fikir”, digunakan peserta didik untuk mengelompokkan sesuai dengan konkret, abstrak, dan acak terhadap gaya sekuensial.
Pengelompokkan gaya pikir ini mengahasilkan empat kategori sebagai berikut.
-          Berurutan konkret; peserta didik lebih memilih langsung, pengalaman disajikan dalam urutan logis.
-          Konkret acak; peserta didik bersandar ke arah pendelatan trial and error, cepat mengambil kesimpulan dari pengalaman eksplorasi.
-          Berurutan abstrak: peserta didik mengode atau menyusun kembali pesan simbolik secara cepat, terutama ketika disajikan dalam urutan logis.
-          Abstrak acak; peserta didikdibedakan oleh kapasitas mereka untuk menangkap apa yang disampaikan media termasuk orang yang mempresentasikan sesuatu:  siswa dengan gaya pikir abstrak ini menanggapi nada, gaya, serta pesan yang disampaikan pembicara.
d)        Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal yang mengidentifikasi apa yang orang akan lakukan, bukan apa yang bisa mereka lakukan (Keller, 1987). Keller (1987) menjelaskan empat aspek penting dari motivasi yang perlu diperhatikan guru saat merancang pelajaran. Keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut.
(1)              Perhatian
Dalam merancang pelajaran, guru hendaknya menjadikan perhatian siswa sebagai pertimbangan yang penting. Ketika siswa menganggap pembelajaran menarik dengan media yang disajika  guru, siswa akan merasa bahwa pelajaran tersebut layak mendapat perhatian dan tertarik.
(2)              Relevansi
Pastikan bahwa media dan pembelajaran yang dirancang memiliki relevansi dan kebermaknaan dengan kehidupan siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya merasa  bahwa belajar untuk memenuhi kebutuhan nilai atau prestasi melainkan juga merasakan manfaat pembelajaran tersebut bagi kehidupan.
(3)              Keyakinan
Desain pelajaran dan media yang dirancang hendakanya menyisipkan pesan-pesan yang meyakinkan siswa bahwa siswa dapat berhasil dengan kemampuan mereka sendiri.
(4)              Kepuasan
Kepuasan adalah bentuk imbalan intrinsik dan ekstrinsik  yang siswa terima dari pembelajaran.
e)         Faktor fisiologis
Faktor fisiologis meliputi faktor yang berhubungan dengan perbedaan gender, kesehatan, dan kondisi lingkungan juga memengaruhi proses belajar.
2)      State Standard and Objectives ( Menyatakan Standar dan Tujuan)
Langkah kedua adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan komptensi tertentu dari pembelajaran. Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a)      Menyadari Pentingnya Standar dan Tujuan
Jika merancang pembelajaran mengatahui dengan jelas apa saja hal penting diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pembelajaran, perancang akan lebih berhati-hati dalam memilih strategi, teknologi, dan media yang diajarkan.
b)      Menentukan ABCD  dari Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengakpan rumusan tujuan pembelajaran sangat membantu dalam menentukan model belajar, media, dan penilaian seperti apa yang paling tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Rumusan baku ABCD dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1)   A (Audiens)
Siswa atau mahasiswa sebagai peserta didil. Instruksi yang kita ajukan harus fokus pada apa yang harus dilakukan siswa bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar.
(2)   B (Behavior)
Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur.


(3)   C (Conditions)
Kondisi pada saat performa siswa sedang diukur.
(4)   D  (Degree)
Degree merupakan kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan siswa.
Tujuan pembelajaran tidak dimaksudkan untuk membatasi apa yang siswa pelajari, melainkan untuk meberikan tingkat minimum prsetasi yang diharapkan. Karena setiap pelajar memiliki karakteristik yang berbeda, aktivitas belajar yang terjadi secara insidental dapat berbeda pada setiap siswa.
3)      Select Strategy, Technology, Media, and materials (memilih Strategi, Teknologi, Media dan Materi)
Langkah berikutnya agar pemanfaatan media di kelas dapar efektif adalah memilih strategi pembelajaran, teknologi, media, dan bahan secara sistematis.
a)      Memilih strategi
Dalam mengidentifikasi strategi pembelajaran apa yang tepat untuk pelajaran, terdapat dua jenis pilihan utama, yaitu : strategi teacher centered dan strategi student centered. Strategi yang berpusat pada guru adalah kegiatan berpusat pada guru untuk mengajarkan pelajaran, sedangkan strategi student centered, yaitu siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.
b)      Memilih Teknologi dan Model
Memilih teknologi dan model yang tepat menurut McAlpine dan Weston dan Smaldo, dkk (2008) merupakan tugas yang tidak mudah mengingat cakupan yang luas dari sumber daya yang tersedia, keragaman peserta didik, dan tujuan pembelajaran khusus yang harus dijalankan.
c)      Memilih Rubrik Media yang Sesuai
Rubik menyediakan prosedur yang sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media secara spesifik.
d)     Memilih, Memodifikasi, atau Merancang bahan
Terdapat bahan yang sudah tersedia dan dapat digunakan guru dalam pembelajaran, namun dalam memilih bahan yang baik dapat melibatkan teknolog/spesialis media, guru lain, hasil survei,  dan referensi lainnya.
Jika bahan yang telah ada dianggap belum dapat  memenuhi kebutuhan pembelajaran, maka bahan yang ada dapat dimodifikasi untuk menyelaraskan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Teknologi memberikan beberapa pilihan untuk memodifikasi bahan yang ada. Hati-hati dalam memodifikasi bahn yang diprodukasi secara komersial. Ketika bahan hanya tersedia dalam versi cetak atau PDF, modifikasi dapat dilakukan dengan mengubahnya dalam format digital yang interaktif atau penggunaan media cetak yang lebih kreatif.
Ketika bahan siap pakai tidak tersedia, atau bahan yang ada tidak dapat dengan mudah dimodifikasi, maka guru atau perancang pembelajaran perlu merancang dan mengembangkan bahan pelajaran dan media sendiri. Bahan ini dapat berupa lembar kerja dan handout yang dibuat dengan komputer, presentasi dengan PowerPoint, atau kuis online.
4)      Utilize technology, Media and Materials ( Penggunaan Teknologi, Media, dan Bahan)
Peran guru atau calon guru dalam perencanaan media untuk pemanfaatan teknologi, media, dan materi, menurut Smaldino, dkk. (2008) dapat mengikuti proses “5Ps” sebagai berikut.
a)      Preview The Technology, Media, and Materials (Meninjau Teknologi, Media, dan Materi)
Selama proses memilih, kita mengidentifikasi teknologi, media, dan material yang tepat untuk audience (dalam hal ini peserta didik) dan mencapai tujuan pembelajaran. Kita perlu melakukan peninjauan awal mengenai teknologi dan media serta hubungannya dengan tujuan pembelajaran.
b)      Prepare The Technology, Media, and Materials ( Mempersiapkan Teknologi, Media dan Material )
Selanjutnya hal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan teknologi, media, dan materi yang akan mendukung aktivitas pembelajaran. Langkkah pertama, yaitu mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Menentukan di urutan mana suatu materi akan digunakan dan apa yang akan dilakukan dengan materi-materi tersebut.
c)      Prepare The Environment (Mempersiapkan Lingkungan )
Dimanapun pembelajaran dilaksanakan, baik di dalam kelas, di laboratorium, di pusat fasilitas media, harus disusumn agar efektif dalam pelaksanaannya yang melibatkan penggunaan teknologi, media, dan materi.
d)     Prepare The Learners (Memepersiapkan Peserta Didik)
Penelitian tentang pembelajaran memberi tahu kita secara jelas bahwa apapun yang dipelajari dari aktivitas sangat bergantung pada bagaimana peserta didik dipersiapkan untuk belajar. Kita tahu bahwa pertunjukan bisnis hiburan mempunyai tujuan untuk sebagaimana mestinya. Begitu juga mempersiapkan peserta didik merupakan sesuatu yang penting dalam mempersiapkan sebuah pengalaman belajar menajdi fokus utama.
e)      Provide The Learning Experience (Menciptkan Pengalaman Belajar)
Pada tahap ini, guru siap untuk menciptakan pengalaman pembelajaran. Jika pengalaman belajar belajar berpusat pada guru, maka pengalaman yang dapat diperoleh siswa dari aktivitas presentasi, demonstrasi, latihan praktik, dan tutorial. Namun, pengalaman belajar hendaknya difokuskan pada siswa, yaitu  dengan melibatkannya dalam setiap kegiatan pembelajaran serta mengonstruksi pengetahuan sendiri, misalnya dengan media interaktif dan komunikatif yang dapat dioperasikan siswa sendiri, tidak terbatas pada guru sebagai pengguna media.
5)        Require Learner Participan (Memerlukan Partisipasi Peserta Didik).
Partisipasi peserta didik yang dimaksudkan di sini tidak hanya sebagai pendengar pasif dari apa yang dijelaskan secara verbal oleh guru, peran media yang telah dipilih pada langkah sebelumnya adalah untuk memastikan bahwa siswa terlibat dalam dua aktivitas utama dalam pembelajaran, yaitu praktik dan umpan balik.
Perkembangan teknologi dan media yang kian pesat, berdampak pada literasi siswa terhadap penggunaan komputer. Pada era digital saat ini, sudah tersedia sebagai software dan ruang belajar online yang dapat diakses siswa di mana pun dan kapan pun. Pemanfaatan software atau media yang sudah tersedia di internet tersebut juga memungkinkan siswa dengan kemampuan rendah hingga rata-rata untuk bergerak dengan langkah mereka sendiri sekaligus memberikan umpan balik dan remediasi.

6)       Evaluated And Revise (Evaluasi Dan Revisi)
Komponen terakhir dari model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi adalah hal yang mendasari pengembangan kualitas pembelajaran, meskipun sebelumnya komponen dari desain pembelajaran ini sering diabaikan. Dua tujuan utama dari tahap ini yaitu menilai prestasi peserta didik dan mengevaluasi serta merevisi strategi, teknologi, dan media yang digunakan.
a.       Menilai prestasi peserta didik
Metode yang digunakan dalam menilai prestasi bergantung pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Untuk tujuan pembelajaran yang menekankan pada kemampuan kognitif, misalnya siswa mampu menghitung volume tabung dengan diketahui tinggi dan luas alas tabung dengan tepat.
b.      Mengevaluasi dan merevisi strategi, teknologi dan media
Evaluasi juga mencakup penilaian dari strategi, teknologi dan media. Apakah suatu strategi pembelajaran efektif? Dapatkah ditingkatkan? Apakah teknologi dan media membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran?
c.       Evaluasi guru.
Salah satu komponen penting dari setiap pengaturan kelas adalah guru, guru hendaknya juga dievaluasi bersama dengan komponen instruksional lainnya.
d.      Merevisi strategi, tekonologi dan media
Langkah terakhir dalam siklus pembelajaran adalah melihat kembali hasil penilaian yang telah dilakukan beserta dengan data evaluasi yang dikumpulkan.

2.       MODEL SECTIONS
Model sections yang dikembangkan oleh Bates (2015) dengan beberapa modifikasi yang dilakukan terhadap model yang lalu diperhatikan dalam menentukan media yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model ini merupakan hasil penelitian Bates pada pembelajaran terbuka jarak jauh di Canada tahun 1995 yang telah teruji dalam waktu yang cukup lama.
a.      Student
Kriteria pertama dalam model SECTIONS adalah siswa. Setidaknya ada tiga hal yang berhubungan dengan siswa perlu di pertimbangkan saat memilih media dan teknologi diantaranya adalah faktor demografi siswa, akses terhadap media dan perbedaan gaya belajar siswa.
1.      Demografi siswa
Sebelum menentukan media yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran tentunya harus diidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan siswa sebagai target pembelajaran.
2.      Akses media
Hal yang perlu diperhatikan adalah tentang akses pada media yang ditentukan. Kemampuan awal siswa juga menentukan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Akan menjadi percuma jika guru mengembangkan media belajar interaktif, tetapi kemampuan literasi komputer siswa sangat kurang.
3.      Perbedaan gaya belajar siswa
Setiap individu memiliki keunikan tersendiri dalam belajar. Ada 3 tipe belajar siswa yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya yakni siswa dengan kecendrungan memiliki gaya belajar Auditory, kinestetik, dan Psikomotorik.
b.      Ease of Use (mudah digunakan)
1.      Literasi komputer dan informasi
Sekolah semestinya telah melakukan persiapan dalam menghadapi era digital dengan melakukan persiapan terhadap guru dan siswa.
2.      Orientasi
Melakukan orientasi terhadap media terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya dilakukan merupakan langkah yang efektif untuk menimalisasi gangguan yang diakibatkan.
3.      Reliabel
Media ketika digunakan harus teruji dan andal dalam kondisi-kondisi tertentu. Misalnya mampu di instal pada berbagai macam sistem operasi windows, tidak terlalu memerlukan spesifikasi komputer yang terlalu tinggi dan tidak mudah error.
c.       Cost (biaya)
Dalam mendesaian media pembelajaran, sebaiknya guru bekerja sama dengan desainer media profesional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas yang dihasilkan karena guru bisa berfokus pada materi yang ingin dimasukkan ke dalam media yang dikembangkan.
d.      Teaching and media selection (pemilihan media berdasarkan kesesuaian dengan kegiatan pembelajaran).
Dalam merancang materi multimedia seharusnya tidak hanya berfokus pada desain media saja, tetapi juga harus disesuaikan dengan konten pedagogis dalam materi pembelajaran. Pemilihan media yang digunakan harus mampu memenuhi beberapa faktor, diantaranya perbedaan antara individu siswa.
e.       Interaction (interaksi)
1.      Interaksi siswa dengan materi pembelajaran
Interaksi ini terjadi ketika siswa belajar menggunakan suatu media, seperti buku teks, situs online learning dan lain-lain.
2.      Interaksi antara guru dengan siswa
Seringkali dibutuhkan dalam mengembangkan beberapa kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan analisis, sintetis dan berpikir kritis memerlukan bimbingan dari guru.
3.      Interaksi antarsiswa
Interaksi antar siswa yang baik bisa dibangun dengan melakukan tatap muka langsung dalam pembelajaran ataupun dengan fasilitas online learning yang dimiliki sekolah.
f.       Organizational Issue
1.      Kesiapan suatu lembaga untuk melakukan pembelajaran menggunakan teknologi
2.      Bekerja sama dengan ahli media
3.       
g.      Networking (memperluas jaringan)
Pada poin ini ada beberapa pertanyaan yang harus di jawab ketika menerapkan prinsip networking ini, diantaranya sebagai berikut :
1.      Seberapa pentingkah siswa berinteraksi dengan orang lain? mampukah siswa mengambil manfaat dari kegiatan komunitas?
2.      Jika ini penting, bagaimana cara terbaik untuk melakukan ini? Memanfaatkan media sosial secara khusus? Atau mengintegrasikannya dengan teknologi yang dimiliki lembaga lainnya?
h.      Security and privacy
Guru dan siswa memerlukan ruang pribadi untuk bebas mengerjakan suatu proyek secara online dengan nyaman. Ide-ide yang muncul sebenarnya mampu dilindungi agar tidak tersebar sehingga menjadi konsumsi publik. Selain itu, unsur-unsur politis yang akan mengganggu kegiatan pembelajaran baik secara online maupun offline juga seharusnya mampu diminimalisasi oleh lembaga.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perencanaan media pembelajaran membutuhkan pengetahuan pemahaman yang baik tentang media pembelajran. Model pembelajaran yang bisa digunakan adalah model ASSURE, dan SECTION. Model ASSURE dan SECTION merupakan beberapa model yang dapat menuntun guru dan siswa secara sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model-model tersebut pada pelaksanaannya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi, dengan melakukan perencanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran.
B.     Saran
Sebagai calon pendidik kita harus mampu menggunakan media yang dapat mengefektifkan proses belajar mengajar, baik media yang digunakan adalah media yang kita ciptakan, kita inovasi atau bisa juga menggunakan media yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Suryanim, Nunuk. Dkk. 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Falahudin, Iwan. 2014. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Edisi 1 No. 4. Jakarta: Widyaiswara Balai Diktat Keagamaan.
Pangestu, Bayu Aji. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.